Sistem Penyejuk Udara (Air Conditioning System)
Sistem Penyejuk Udara (Air Conditioning System)
KITA mengetahui bahwa sistem penyejuk udara (Air Conditioning System) digunakan untuk membuat temperatur udara di dalam suatu ruangan menjadi nyaman. Apabila suhu pada suatu ruangan terasa panas, maka udara panas ini diserap. Sehingga temperaturnya menurun. Apabila udara dalam ruangan lembab, maka kelembaban akan dikurangi. Sehingga udara dipertahankan pada tingkat yang menyenangkan. Udara lembab pada kendaraan menyebabkan kondensasi yang dapat menghalangi pandangan. Dengan menghidupkan sistem penyejuk udara maka kondensasi ini dapat dihilangkan. Karena udara yang dikeluarkan dari sistem penyejuk udara adalah udara kering. Selain itu, udaranya bersih karena sudah melewati sistem penyaringan. Air Conditioning System berfungsi untuk mendinginkan/menyejukkan udara, mereduksi tingkat kelembaban udara, mensirkulasikan udara, membersihkan udara. Sebuah Air Conditioning System pada kendaraan, terdiri dari kompresor, kondensor, receiver, katup ekspansi dan evaporator. Adapun dasar kerjanya adalah kompressor menghisap gas bertekanan dan bersuhu rendah dari evaporator, dan menekannya hingga tekanan serta suhu gas naik, gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi dialirkan ke kondensor. Pada kondesor terjadi pelepasan panas, sehingga gas bertekanan tinggi akan mengalami penguapan yang akhirnya berubah dalam bentuk cair dengan tekanan tetap tinggi. Cairan refrigerant selanjutnya mengalir menuju katup ekspansi. Katup ekspansi akan menyemburkan cairan refrigerant hingga berubah dalam bentuk uap refrigerant. Uap refrigerant dialirkan pada evaporator. Pada evaporator penguapan terjadi lebih cepat. Karena refrigerant menyerap panas di sekelilingnya. Sehingga refrigerant berubah ke dalam bentuk gas dengan tekanan rendah dan suhu rendah.
Adapun cara kerja Air Conditioning System adalah, mula-mula gas refrigerant dihisap kompresor, dan ditekan ke luar dengan tekanan mencapai ± 15 kg/cm2 dan suhu ± 70o. Gas bertekanan dan bersuhu tinggi ini dialirkan ke kondensor. Dalam kondensor gas refrigerant mendapat hembusan udara dari kipas pendingin. Sehingga panas latent yang terkandung di dalamnya terbuang. Akibatnya refrigerant berubah dari bentuk gas menjadi cair. Suhu refrigerant menurun sekitar 500C refrigerant dalam bentuk cair ini, selanjutnya mengalir menuju receiver/dryer. Pada receiver refrigerant disaring terhadap kemungkinan adanya kotoran dan bila terdapat uap air dalam refrigerant akan deserap oleh desiccant. Refrigerant yang sudah disaring, selanjutnya akan disemprotkan diinjeksikan oleh katup ekspansi. Sehingga berubah menjadi kabut refrigerant dan dialirkan ke evaporator. Saat berada pada evaporator, refrigerant menyerap panas di sekitarnya, sehingga proses penguapan gas terjadi lebih cepat. Karena panas pada saluran evaporator diserap oleh refrigerant, maka suhu saluran pada evaporator tersebut menurun. Dengan menghembuskan udara di depan evaporator, maka udara yang bergerak melewati evaporator tersebut suhunya juga akan turun (udara menjadi sejuk). Selanjutnya gas refrigerant kembali dihisap oleh kompresor. Pada katup ekspansi terdapat pipa kapiler, yang dihubungkan dengan sebuah tabung peraba panas (penyensor panas). Pada pipa kapiler ini terdapat gas yang akan mengatur kerja katup ekspansi sesuai kondisi suhu pada evaporator. (*)