HousingEstate, Jakarta – Kamar mandi adalah ruangan di rumah yang suka ditempatkan di belakang dengan sirkulasi udara minim. Apalagi, pada rumahrumah menengah di perkotaan yang berbentuk deret dengan dinding kiri, kanan, dan belakang menempel satu sama lain, sudah sukar membuat kamar mandi dengan sirkulasi udara alami. Bahkan, demi efisiensi ruang, kamar mandi sering diletakkan di tengah antara dua kamar tidur, sehingga kian menyulitkan pembuatan sirkulasi udara dan pencahayaan alami. Akibatnya, kamar mandi menjadi pengap, lembab, mudah berjamur dan bau.

Sekarang dengan bantuan exhaust fan problem itu bisa diatasi. Mesin mirip kipas angin ini akan menghisap udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara dari luar ke dalam ruangan. Jenisnya ada yang untuk dipasang di dinding (wall mount), plafon (ceiling mount), dan jendela kaca (window mount). Pilihan tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan letak ruangan.

Ruang yang salah satu sisi dinding luarnya area terbuka bisa memilih exhaust fan tipe wall mount. Sedangkan ruang yang tidak memiliki dinding luar ke area terbuka lebih cocok memakai tipe ceiling mount. Bila ruang antara plafon dan atap tidak memiliki bukaan untuk membuang udara ke luar, Anda bisa menggunakan ceiling mount jenis ventilating fan yang dilengkapi pipa penyalur udara ke luar.

Irit listrik

Menurut Hendriek Suherman, Presiden Direktur PT KDK Indonesia, produsen exhaust fan merek KDK, exhaust fan akan berfungsi optimal bila terus hidup mensirkulasikan udara, bukan hanya dihidupkan saat ada orang di ruangan. Pendapat itu dibenarkan Paulus MH, Vice GM Electric PT Maspion, produsen exhaust fan Maspion. “Exhaust fan itu kalau digunakan terus menerus malah awet. Yang mudah rusak itu kalau sebentar mati sebentar hidup,” katanya.

Masalahnya, kalau hidup terus orang khawatir dengan konsumsi listriknya. Karena itu produsen pun menawarkan exhaust fan irit listrik. Salah satunya bathroom fan, exhaust fan khusus kamar mandi keluaran KDK Indonesia. Tipenya ada dua: 10EGKA dengan daya listrik 5,5 W dan 15EGKA 6,2 W. Tipe 10EGKA seharga Rp350–375 ribu/unit bisa digunakan untuk kamar mandi seluas 7,5 m2, sedangkan tipe 15EGKA seharga Rp450–500 ribu untuk kamar mandi seluas 15 m2.

Dengan bentuk ringkas dan ramping, bathroom fan sebenarnya dapat juga dipasang di ruang lain. Kamar anak berukuran 4 x 3 m2 misalnya, bisa memakai tipe 15EGKA. Dengan daya kecil, kemampuan exhaust fan ini menyedot dan melepaskan udara juga kecil. “Karena itu sebaiknya dihidupkan 24 jam,” kata Hendriek.

Ia menjelaskan, kamar mandi adalah salah satu ruang yang butuh sirkulasi udara bagus dan terus-menerus. Perbandingannya, kalau kamar tidur butuh pergantian udara 2–4 kali/jam dan dapur 10–15 kali, kamar mandi 6–10 kali. Ia menjamin meski hidup tanpa henti, produknya tidak akan cepat rusak. “Kita memberi garansi motor tiga tahun,” ujarnya. Bathroom fan tersedia untuk aplikasi di dinding, jendela kaca, dan plafon

Banyak pilihan

Di luar itu KDK juga memiliki exhaust fan Vent Magic yang daya sedotnya bisa diatur, propeller fan dengan daya sedot besar, dan kitchen fan untuk dapur yang dilengkapi perangkap minyak. Semuanya dengan daya listrik konvensional, antara 30 – 45 W sebagaimana lazimnya exhaust fan dari berbagai merek yang beredar di pasaran saat ini, tak terkecuali produk keluaran Maspion.

bathroom fan

Produsen elektronik asal Sidoarjo, Jawa Timur, itu manawarkan exhaust fan tipe-tipe terbaru seperti MV-302 NEX dan MV 303 NEX, serta ceiling fan tipe CEF 2008 dan CEF 2510. Bodi exhaust fan ini terbuat dari plastik berkualitas, blade (kipas) lebih kokoh, dan mudah dibersihkan. “Produk baru ini lebih simpel, fungsinya maksimal, dan lebih mudah dibersihkan,” kata Paulus.

Ada juga turbin ventilator, produk serupa exhaust fan yang tidak menggunakan listrik tapi tenaga angin. Dibuat dari alumunium yang ringan, turbin ventilator berbentuk jamur atau bawang bombay yang diberi siripsirip vertikal agar bisa berputar ditiup angin. Hanya, turbin ventilator biasanya dipakai untuk membantu sirkulasi udara pada ruang antara atap dan plafon yang tidak memiliki bukaan. Pemasangan di permukaan atap sehingga terlihat menonjol. Karena itu cenderung kurang disukai orang untuk rumah tinggal.

Pemilihan dan Perawatan

Exhaust fan dipilih berdasarkan ukuran ruang. Misalnya, exhaust fan berdiameter 8 inci untuk ruang seluas 4 m2, 10 inci untuk ruang 8 m2, dan 12 inci untuk ruang hingga 12 m2. Tapi, ada cara yang lebih efektif dalam memilih. Yaitu, berdasarkan kebutuhan pergantian udara dalam ruang. Misalnya, dapur butuh pergantian udara 10 kali.

Bila luas dapur = 18 m2 (panjang 2 m2, lebar 3 m2, dan tinggi 3 m) berarti kebutuhan pergantian udaranya = 18 m3, sehingga volume pergantian udara yang dibutuhkan setiap jam = 10 x 18 = 180 m3. Berdasarkan data itu Anda mendatangi penjual dan meminta exhaust fan untuk sirkulasi udara dengan volume sebesar itu. Sayangnya, dalam praktik tidak semua penjual memahaminya.

Perawatan exhaust fan mudah. Tinggal melepas baling-balingnya, kemudian di- bersihkan dengan cara dilap atau dicuci, termasuk semua bagian rumah dan rangkanya yang berdebu. Setelah bersih dan kering baru dipasang lagi dan dioperasikan. Waktu pembersihan tergantung kebutuhan atau lokasi rumah. Pada rumah di pinggir jalan exhaust fan sebaiknya dibersihkan 1–2 bulan sekali atau tergantung kondisinya. Sedangkan pada rumah yang lebih tersembunyi atau jauh dari jalan, pembersihan bisa setiap 2–3 bulan sekali.